Dari Steroid ke Komunitas: Pertemuan dengan Penyelamat

Pernahkah kamu merasa terjebak dalam siklus eksim yang tidak kunjung sembuh, bahkan setelah mencoba berbagai pengobatan? Nada (nama samaran) berbagi perjalanan penuh liku melawan eksim, terjun ke titik terendah setelah bertemu steroid, hingga menemukan jawaban yang membuatnya lebih tenang.

CKJ

8/24/20252 min read

Hai, perkenalkan. Aku Nada (nama samaran). Sekarang, aku sedang menikmati fase hidup sebagai ibu rumah tangga bersama keluarga kecilku di perantauan. Dari kecil, aku hidup bersama eksim, yang lumayan sering kambuh. Tapi, semuanya berubah sejak kelahiran anakku.

Perkenalan dengan Steroid

Tahun 2023, entah kenapa eksimku menyebar dengan cepat. Biasanya tidak pernah seperti ini. Setelah aku coba teliti kembali, kondisiku mulai memburuk setelah mendapatkan methylprednisolone saat melahirkan, karena pembengkakan yang aku alami saat persalinan. Eksimku mulai menyebar ke tempat-tempat yang sebelumnya tidak pernah muncul eksim. Aku nggak tahu alasannya saat itu. Aku coba untuk berobat ke klinik untuk mencari tahu. Saat itu, aku sering diberi obat minum dan salep clobetasol propionate, yang ternyata adalah steroid kuat. Memang sih, gejalaku sempat membaik. Beberapa kali sempat kambuh, memang, tapi dengan obat-obatan itu, gejalanya terasa membaik.

Semuanya berjalan baik-baik saja selama dua tahun.

Pada akhir Maret 2025, tiba-tiba eksimku memburuk. Wajahku diserbu beruntus. Yang terburuk, bahkan wajahku membengkak. Sampai aku nggak bisa buka mata. Kalau ada titik yang dibilang sebagai titik terendah, momen itulah saatnya. Aku merasa gagal. Beraktivitas sebagai ibu rumah tangga saja aku nggak bisa. Kondisi yang aku kira sebagai “eksim” itu juga menyebar ke seluruh tubuh.

Pertemuan yang Menyelamatkan

Aku nggak mau nyerah sampai di situ. Aku berusaha cari info tentang eksim lewat berbagai cara, salah satunya TikTok. Dan, satu hari aku ketemu dengan konten Apoteker Dila. Dari situlah aku baru paham semuanya — kalau ternyata situasi yang aku alami ini bukan eksim biasa.

Ternyata, kondisi itu adalah hasil dari steroid, obat yang aku kira selama ini bisa jadi penyelamatku. Dari cerita Apoteker Dila, aku akhirnya mencoba berbagai cara untuk sembuh. Mulai dari suplemen hingga herbal seperti kunyit, brotowali, dan sambiloto. Aku juga baru tahu kalau eksim dan TSW juga bisa dipengaruhi oleh kesehatan pencernaan. Makanya, aku mulai coba untuk makan tape sebagai camilan untuk probiotik alami — meskipun awalnya sama sekali nggak suka, hahaha.

Aku juga ketemu dengan komunitas Teman Sentuh. Ternyata, selama ini aku salah kalau mengira aku berjuang sendiri. Di luar sana, ada banyak sekali orang yang sedang berhadapan dengan masalah yang sama.

Setelah tahu apa yang aku hadapi, aku lebih berusaha sabar dan bersyukur. Aku tahu kalau proses sembuh dari TSW adalah perjalanan yang panjang. Karena itu, untuk teman-teman yang juga mengalami kondisi yang sama, tetap semangat ya! Terus pegang keyakinan kalau kalian, kita semua bisa sembuh. Tetap jalani prosesnya dengan sabar dan ikhlas biar pikiran tidak terbebani.

Terima kasih Apoteker Dila karena sudah memberi ruang untuk Teman Sentuh berjuang. Komunitas ini adalah penyelamat buatku.