"Kulitku Memburuk Setelah Pengobatan Dokter"

Rina (nama samaran)berbagi kisah perjuangannya melawan eksim yang memburuk akibat penggunaan steroid jangka panjang, pengalaman sulit saat menghadapi nanah dan flare parah, hingga titik balik saat menemukan pengobatan alternatif dan dukungan komunitas yang membawanya pada harapan baru kesembuhan.

CKJ

10/23/20252 min read

Hai, aku Rina (nama samaran). Awal ceritaku dimulai saat aku didiagnosis dishidrotik oleh dokter dan mendapatkan resep salep. Lalu, pada tahun 2019, saat aku mengalami kecelakaan motor yang menyebabkan luka di kaki kiri. Luka itu kemudian berubah menjadi keloid, dan di sekelilingnya muncul ruam merah. Aku pergi ke dokter kulit dan didiagnosis mengalami dermatitis. Setelah melalui tes alergi yang hanya menunjukkan positif debu, aku diberi salep, cetirizine, dan methylprednisolone. Ruamnya mereda dan hanya tersisa bekas. Aku juga sempat menjalani suntik keloid dengan obat Interlac di dokter yang sama.

Awal Mula Jalan Berliku

Semua berjalan baik hingga Juni 2022, ketika kaki kananku mulai gatal. Tanpa sadar, aku terus menggaruk sampai lukanya melebar dan kondisiku memburuk. Aku kembali ke dokter kulit dengan pengobatan serupa ditambah antibiotik, tetapi malah semakin parah. Dosis methylprednisolone dinaikkan sampai 24 mg per hari dan kemudian dikurangi secara bertahap. Aku rutin kontrol seminggu sekali. Malam hari, gatal makin hebat sampai aku harus ke IGD untuk disuntik agar lega. Namun, dermatitis terus menyebar sampai Januari 2023. Aku lalu memutuskan berhenti ke dokter karena sudah tahu tentang TSW dan bahayanya steroid.

Tahun 2023 aku mencoba pengobatan alternatif ke sinse dengan minum rebusan herbal Cina sampai Februari 2024. Namun, muncul nanah di telapak tangan yang sangat sakit sampai sulit digerakkan. Saat itu aku sedang magang, jadi aku ke sebuah rumah sakit. Aku sempat berdebat dengan dokter soal TSW dan steroid sampai menangis, tapi aku tetap diberi resep Lameson dan salep steroid dan mengonsumsinya.

Menjemput Harapan

Beberapa minggu kemudian, nanah muncul lagi di tangan dan kaki sampai aku nggak bisa berjalan, dan akhirnya dijemput orang tuaku dari kantor. Saat itu aku benar-benar berhenti minum obat.

Tanteku kemudian melihat ada dokter di Instagram yang membahas vitamin D. Aku tes vitamin D25OH dan konsultasi dengan dokter. Aku diresepkan vitamin D3K2 dosis tinggi selama tiga bulan dan hasilnya sangat membaik. Kadar vitamin D naik dari 13 ke 90-an. Aku juga diberi zinc dan magnesium. Sejak itu aku hampir nggak pernah mengalami flare yang parah, hanya flare ringan sesekali.

Namun, qadarullah aku kambuh lagi dengan nanah. Saat lihat Kak Dilla live di TikTok, aku akhirnya bergabung di grup TSW Kak Dilla dan mengikuti panduannya. Semoga aku bisa sembuh seperti teman-teman lain.

Terima kasih banyak, Kak Dilla dan Sentuh🫶🏻