

Kulit yang Rapuh dan Lepuh
Mari kita bayangkan lapisan kulit kita sebagai sebuah tembok batu bata. Setiap sel kulit kita adalah sebuah bata, dan semen yang menyatukan bata-bata tersebut adalah lapisan lipid (lemak) yang membentuk skin barrier. Lapisan kulit inilah yang setiap hari bertugas untuk melindungi kita dari hal-hal buruk yang ada di lingkungan sekitar.
Pada penderita eksim, lapisan kulit mengalami kerusakan, baik karena masalah pada ‘batu bata’ ataupun pada ‘semen’ yang melekatkan mereka. Lapisan yang seharusnya ada untuk melindungi kulit itu menjadi rapuh dan lemah. Konsekuensinya? Kelembapan kulit menguap, menjadikan kulit kering. Selain itu, lapisan kulit yang melemah juga dapat berdampak pada masuknya alergen, iritan, dan bakteri ke dalam kulit, memicu peradangan dan gatal-gatal. Namun, apa sebenarnya penyebab dari eksim?
Hingga saat ini, dunia medis masih belum dapat menemukan penyebab pasti dari eksim. Namun, sebagian besar ahli menduga kuat bahwa eksim disebabkan oleh faktor genetik, seperti adanya riwayat alergi dalam keluarga ataupun gangguan sistem imun yang lain. Selain itu, eksim juga dapat dipicu oleh faktor lingkungan, seperti halnya stres, suhu dan kelembapan, alergen (debu, bulu hewan peliharaan, makanan), maupun iritan (sabun, deterjen).


Memahami Kebutuhan Penderita Eksim
Kondisi khusus memerlukan perawatan khusus. Begitulah seharusnya paradigma perawatan eksim di dunia. Saat ini, sebagian besar terapi eksim berfokus pada penggunaan krim steroid pada kulit dengan tujuan untuk mengurangi inflamasi atau peradangan serta mencegah flare-up. Namun, penggunaan steroid bukannya tanpa kelemahan. Krim steroid yang digunakan terus menerus juga dapat menimbulkan rasa gatal dan kulit yang semakin tipis, yang disebut sebagai fenomena topical steroid withdrawal (TSW) syndrome.
Jika kamu memiliki eksim, terdapat beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mencegah perburukan gejalanya.
1. Menggunakan pelembap
Pelembap atau moisturizer, terutama yang berbasis minyak, dapat memperbaiki hidrasi kulitmu. Dengan hidrasi kulit yang optimal, maka skin barrier akan terjaga fungsinya dan dapat mencegah perburukan gejala eksim.
2. Menggunakan pakaian yang tepat
Fakta mengungkapkan bahwa bahan pakaian dapat mempengaruhi kondisi kulit penderita eksim. Kamu bisa pilih pakaian dari bahan alami seperti katun dan menghindari bahan-bahan yang relatif kasar, seperti halnya kain sintetis atau wol. Memakain pakaian yang longgar juga dapat meminimalisir gesekan pada kulit saat beraktivitas, mengurangi gejala eksim yang dirasakan.
3. Mandi dengan benar
Penderita eksim dianjurkan untuk mandi dengan air hangat untuk mencegah kulit yang semakin kering sehabis mandi. Selain itu, sabun atau pembersih yang digunakan juga harus sesuai, bebas pewangi (fragrance) ataupun bahan iritan (seperti SLS).
4. Menghindari pemicu
Sangat penting untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dapat memicu eksimmu. Beberapa pemicu yang umum ditemukan di antaranya adalah alergen (debu, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, ataupun makanan tertentu), iritan (sabun, deterjen, ataupun parfum), serta stres. Oleh karena itu, dianjurkan untuk melindungi diri dari pemicu-pemicu itu dengan strategi yang tepat, seperti halnya menggunakan masker saat beraktivitas di luar, ataupun melakukan relaksasi untuk menghindari stres.
Sentuhan yang Menenangkan
Mengatasi eksim tidak selalu tentang produk apa yang digunakan, tapi untuk siapa perawatan ini diciptakan. Mengobati eksim yang kompleks butuh lebih dari sekadar ‘sentuhan yang menenangkan’ di kulit, tetapi juga di jiwa. Karena itu, Sentuh hadir sebagai teman yang siap menemani perjalananmu dalam melawan eksim.
Kini Sentuh hadir dengan senjata andalan yang siap menemanimu untuk menempuh perjalanan bebas eksim dan TSW—Sentuh Intensive Care Soothing Body Wash. Formula senjata ini lahir dari proses riset panjang, diskusi intensif, hingga puluhan formulasi yang dicoba untuk bisa menghadirkan sentuhan yang menenangkan di setiap aktivitasmu. Semua ditenun layaknya kain berkualitas tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan penderita eksim.
Ingin merasakan langsung sentuhan yang menenangkan dari Sentuh? Kamu bisa segera mendapatkannya di kanal-kanal resmi kami.
Sumber:
Brown, S.J. 2017. Molecular mechanisms in atopic eczema: Insights gained from genetic studies. J Pathol. 241(2): 140-145. https://doi.org/10.1002/path.4810.
Kaminska, E. 2018. The role of emollients in atopic dermatitis in children. Dev Period Med. 22(4): 396-403. https://doi.org/10.34763/devperiodmed.20182204.396403.
Kantor, R., Thyssen, J.P., Paller, A.S., & Silverberg, J.I. 2016. Atopic dermatitis, atopic eczema, or eczema? A systematic review, meta-analysis, and recommendation for uniform use of ‘atopic dermatitis’. Allergy. 71(10): 1480-1485. https://doi.org/10.1111/all.12982.