

"Bisa nggak sih, eksim sembuh tanpa steroid?"
Pertanyaan gila itu lahir dari pucuk kekesalan dan jeritan pupus asa yang mengisi di tiap-tiap malam. Malam-malam sunyi nan panjang yang diisi rasa perih di kulit maupun jiwa. Bagaimana tidak? Setelah hampir 20 tahun hidup dikuasai eksim, rasa-rasanya kulit terperangkap dalam siklus tak berujung hingga kita kenal dengan tiap pucuknya—kering, pecah-pecah, gatal yang tak tertahankan, hingga akhirnya luka dan meradang. Steroid awalnya selalu hadir menjadi penyelamat, datang membawa kesembuhan dan harapan, meskipun hanya sementara. Layaknya sebuah gim pahlawan, untuk mengalahkan musuh yang terus berevolusi, senjata pun juga harus naik kelas. Mulai dari steroid level terendah hingga kelas wahid, clobetasol, sudah kami gunakan.
Sayangnya, steroid justru membawa kami ke terowongan gelap lain yang seakan tanpa jalan keluar. Steroid memang bisa sementara menenangkan, meskipun ternyata bersyarat—mereka membuat kita bergantung padanya. Tapi, berhenti memakai steroid pun juga bukan jalan yang menyenangkan. Setiap kali mencoba berhenti, kulit akan memberontak. Memerah, bengkak, panas seperti terbakar. Seperti berdiri di tepi jurang bernama topical steroid withdrawal (TSW) syndrome. Tidak bisa melangkah ke depan, tapi tidak ada lagi tempat untuk mundur.


Di tengah keputusasaan itu, muncul sebuah ide. Bisakah kita menembus tembok terowongan gelap ini dan mencari jalan keluar dari eksim tanpa steroid? Toh, kita tidak mau selamanya hidup seperti ini. Terkesan gila, namun ide itu kami terima sebagai tantangan untuk menghasilkan produk perawatan kulit eksim terbaik.
Selama 10 tahun, perjalanan meracik produk untuk kulit sensitif dimulai. Setiap formula yang tercipta selalu dimulai dengan harapan—bahwa ada seseorang di luar sana yang bisa hidup lebih baik karenanya. Bahan-bahan alami khas Indonesia dipilih, menggabungkan kekayaan alam dan ilmu pengetahuan. Dari perjalanan itu, kami mendapat satu mantra berharga: Perawatan terbaik bukan melulu tentang apa yang dipakai, tetapi untuk siapa perawatan ini diciptakan. Dari situ, kami bertemu dengan puluhan penyintas eksim dan TSW, memahami apa yang mereka impikan. Kerinduan untuk bisa memeluk keluarga tanpa rasa malu, menjalani hari tanpa nyeri, dan bercermin tanpa air mata. Keinginan untuk sembuh—benar-benar sembuh, tanpa ketergantungan, tanpa rasa takut—terus menyala di dalam hati. Kami sadar bahwa penderita eksim dan TSW tidak sendiri, dan tidak boleh dibiarkan berjuang sendirian.


Lewat perjalanan itu, Sentuh bermetamorfosis—dari sebuah brand perawatan kulit menjadi sebuah misi. Misi untuk hadir sebagai teman yang setia di perjalanan melawan eksim yang terasa sepi. Setiap tetes produk yang diciptakan selalu membawa pesan: “Kamu nggak sendiri. Ada yang paham rasanya, dan ada yang siap menemanimu.” Lewat inovasi dan komunitas yang menghubungkan sesama penyintas, Sentuh hadir bukan hanya untuk merawat kulit, tapi juga memeluk jiwa-jiwa yang berjuang. Menjadi harapan di setiap proses penyembuhan.
Kepada kamu yang masih berjuang, percayalah, setiap luka punya akhirnya. Dan Sentuh ada di sini, untuk memastikan bahwa setiap sentuhan yang kamu rasakan adalah awal dari penyembuhan yang sesungguhnya. Menenangkan kulitmu, menyembuhkan jiwamu.